Sumbarheadline-Masyarakat Sumatera Barat, dan terkhusus warga Kabupaten Solok gempar dengan beredar dan viralnya video Bupati Solok Epyardi Asda di sosial media yang mengamuk serta marah marah kepada karyawan pabrik AQUA, saat melakukan kunjungan dan sidak ke lokasi pabrik, Kamis (10/11) kemaren.
Dalam video yang beredar serta viral itu, terlihat sang bupati mencak mencak kepada beberapa pegawai pabrik AQUA. Saat itu Bupati sempat mengatakan di hadapan para awak media yang ikut mendampingi jika pihak pabrik tidak menghargai Bupati dan Sekda yang datang ke lokasi.
Usut punya usut ternyata marah dan mengamuknya Bupati Solok tersebut mempunyai latar belakang yang cukup jelas. Hal itu diungkapkan oleh Penasehat Hukum Pemerintah Kabupaten Solok, Suharizal, Jumat 11 November 2022. Menurutnya Bupati Epyardi Asda marah serta kesal lantaran kedatangannya bersama Sekda serta jajaran staf lainnya ke pabrik AQUA awalnya sama sekali tidak dihargai oleh pihak perusahaan air kemasan mineral tersebut.
Padahal menurutnya lagi, kedatangan Bupati bersama jajaran telah terjadwal terkait diadakannya pertemuan pihak Pemkab dengan pimpinan serta manajemen pabrik AQUA terkait persoalan adanya PHK terhadap 101 orang karyawan pabrik. Namun baru saja Bupati sampai di lokasi, beberapa pegawai pabrik mengaku tidak mengetahui jika akan adanya pertemuan di hari tersebut. Bahkan saat itu pihak pegawai pabrik mengaku kepada Bupati jika tidak satupun unsur pimpinan dan manajamen berada di pabrik.
Terang saja mendapat perlakuan kurang mengenakan dan terkesan melecehkan kewibawan jabatan Bupati, Epyarda Asda, tersulut emosinya, jelas Suharizal. Akan tetapi sambungnya lagi, setelah persoalan mis komunikasi tersebut bisa diselesaikan dan diadakan pertemuan dengan unsur pimpinan dan manajemen pabrik maka dari 101 orang karyawan pabrik yang dipecat sepihak, 66 orang diantaranya akan kembali masuk kerja, pungkasnya.
Terpisah, Bupati Solok Epyari Asda saat dihubungi awak media, membenarkan video yang beredar serta viral itu adalah dirinya yang marah marah kepada pegawai pabrik AQUA. Menurutnya emosi tersebut lantaran ada sebab, tuturnya. Dijelaskannya, awalnya pihaknya (Pemkab) sebelum datang ke lokasi pabrik telah menyurati. kan tetapi setelah sampai di lokasi tak ada satupun pimpinan maupun manajemen pabrik ada di lokasi. Namun kedatangan Bupati bersama Sekda dan jajaran malah disambut dan dihadapkan dengan para sekuriti pabrik, bebernya.
Selain itu, menurut Epyardi Asda menilai jika pihak pabrik AQUA menerapkan pola “politik adu domba”. Hal itu disinyalir dikarenakan pihak pabrik terkesan membenturkan karyawan yang di PHK dengan karyawan pabrik lainnya yang sesama warga Solok. Bahkan dari salah satu informasi yang masuk kepadanya bakalan ada buntut dari persoalan pemecatan karyawan kepada aksi tindakan kekerasan fisik yang berpotensi merenggut nyawa, ungkapnya.
Selain itu Bupati Solok tersebut sangat menyayangkan jika persoalan interen pabrik AQUA terkait adanya pemecatan kepada puluhan karyawan yang daerah adminsitrasinya berada di Kabupaten Solok malah sampai ke Gubernur Sumbar.
“Nagapain Gubernur ikut campur? jika Gubernur ikut campur maka urusan akan tambah ruwet,” tandasnya.
Menurut Epyardi Asda, harusnya Gubernur tidak terlau terburu buru menerima kedatangan pihak manajemen pabrik AQUA bersilahturahmi datang ke Gubernuran Sumbar. Dalam pertemuan tersebut menurut terberita Gubernur menyetujui langkah yang diambil oleh pihak manajemen pabrik. Dengan setujunya Gubernur, secara tidak langsung itu sama saja dia menyetujui 101 warga kami untuk di PHK.
Padahal karyawan pabrik yang di PHK itu awalnya hanya menuntut hak hak mereka yakni pihak pabrik segera membayarkan uang lembur mereka sejak tahun 2016 silam hingga saat ini. Ketika mereka mogok bekerja karena menuntut hak haknya, malah pihak pabrik langsung melakukan PHK terhadap mereka, papar Epyardi Asda.
Sementara itu, Serikat Pekerja AQUA Grup Bidang Keorganisasian dan Kehumasan Fuad Zaki, pada Jumat (11/11) membantah karyawan pabrik sebanyak 66 orang yang sempat di PHK, hari ini telah masuk kerja lagi. Menurutnya tidak ada satupun karyawan yang kembali masuk kerja, ungkapnya.
Dijelaskan adanya informasi yang menyebutkan akan diterimanya kembali 66 orang dari 101 karyawan yang dipecat untuk masuk kerja di pabrik AQUA, itu merupakan bentuk dari tawaran pihak manajamen sewaktu mengadakan pertemuan dengan Pemkab Solok, pada Kamis kemaren, jabarnya. Namun saat itu Bupati Epyardi Asda dengan tegas menolak tawaran dari manajemen pabrik.
Sebelumnya dalam pertemuan itu, pihak manajamen dengan berbagai cara berdalil menolak untuk kembali memperkerjakan 1o1 karyawan yang dipecat. Namun ketika Bupati Solok melakukan penekanan secara tegas agar pihak perusahaan kembali menerima seluruh karyawan untuk bekerja kembali, pihak manajemen dengan terpaksa menerima sebanyak 66 orang untuk kembali bekerja. Namun saat itu Bupati menolaknya dengan keras. Bupati menyatakan tidak boleh seorangpun yang tidak diterima kembali. Semuanya harus bekerja kembali, tandas Bupati dalam pertemuan tersebut.
Akan tetapi pada hari ini (Jumat 11/11) 101 karyawan yang di PHK oleh manajemen pabrik masih tertahan di luar dan belum ada satupun yang bisa masuk bekrja, pungkas Fuad. (gel)