Sumbarheadline-Belum habis rasa prihatin publik dengan maraknya peristiwa seks menyimpang yang melanda dunia pendidikan di kawasan Sumatera Barat (Sumbar), baru baru ini kita kembali terkaget kaget dengan informasi yang datang dari orang nomor satu di pemerintahan Kota Bukittinggi.
Dalam suatu pertemuan dengan warga di kediaman rumah dinasnya pada bulan Juni 2023 ini, Erman Safar sang Walikota Bukittinggi, mengungkap sebuah kasus fenomenal nan mencengangkan serta rasanya sulit untuk diterima oleh akal sehat. Dalam pertemuan tersebut walikota memberikan informasi tentang kisah inces yang terjadi telah belasan tahun di dalam sebuah keluarga yang cukup familiar bagi tetangga sekitarnya.
Kisah Inces yang dimaksud adalah kisah perselingkuhan yang terjadi dalam satu jalinan keluarga atau hubungan sedarah. Bagaimana seorang pemuda yang sejak masih berstatus seorang pelajar SMA hingga berusia 28 Tahun diketahui telah meniduri ibu kandungnya sendiri. Peristiwa ini terjadi di Sumbar justru dalam keluarga yang mapan dengan memiliki anggota keluarga lengkap dan dikenal sebagai keluarga yang cukup agamis.
Rasanya kita mau marah, sepertinya ada yang salah dalam sebuah Nagari yang sangat terkenal dengan falsafah adat istiadatnya, Adat Basandi Syara’ Syara Basandi Kitabullah’
Dalam beberapa tahun terakhir ini, kawasan Sumbar yang terkenal dengan memegang teguh Norma Ketimuran serta Budaya Adat, akan tetapi termasuk salah satu daerah yang sangat cepat berkembangnya aktifitas seks menyimpang dari tahun ke tahun.
Baiklah sekedar membuka memori publik sedikit, penulis akan tulis dan urutkan beberapa kejadian fenomena seks menyimpang yang pernah terjadi dalam 4 tahun terakhir.
Pada Tahun 2019 silam, dunia pendidikan dibuat geger dengan dipecatnya seorang dosen dari Universitas Muhammadiyah Sumbar. Sang oknum berinisial Z itu dipecat dan dikeluarkan dari UM Sumbar lantaran tertangkap basah saat digerebek massa di Padang ketika berduaan dengan seorang mahasiswa melakukan kegiatan hubungan sesama jenis.
Tahun 2021 sempat santer isu dan muncul ke permukaan ada dua orang oknum dosen dari Universitas Negeri Padang (UNP) terindikasi sebagai pelaku gay terlibat asmara dengan sesama jenis. Kasus tersebut mencuat ke permukaan lantaran pihak keluarga terdekat melaporkan ke pihak kampus. Setelah melalui proses investigasi dari pihak kampus sendiri yang menemukan sejumlah alat bukti yang mengarah kepada perbuatan kaum sodomi dimasa Nabi Luth akhirnya pada Juni 2023 pihak Kampus resmi memberikan sanksi bagi keduanya. Yang satu di skore selama 1 Tahun dan satunya lagi dipecat dari UNP
Dan di Tahun 2019 silam, Kabupaten Limapuluh Kota, juga digegerkan dengan tertangkapnya seorang oknum guru Sekolah Dasar yang diduga telah melakukan tindakan pencabulan dan menyodomi belasan muridnya. Aksi predator oknum guru laknat tersebut terbongkar pada sekitaran Maret 2019. Dengan modus memberikan les tambahan di rumah dinasnya, oknum cabul ini leluasa menyodomi belasan siswanya.
Selanjutnya pada sekitaran bulan November 2022 silam, di kawasan Kabupaten Limapuluh Kota, kembali dunia pendidikan digemparkan dengan peristiwa pengakuan dari salah satu siswa SMA laki lakinya yang telah beberapa kali ditiduri oleh seorang guru honorer pria. Lewat pengakuan tertulis di atas matrainya, siswa laki laki itu bercerita dirinya terjebak dalam permainan asmara hubungan sejenis dengan oknum pengajar bidang agama di sekolahnya. Kuat dugaan ungkpanya lagi jika dia bukanlah satu satunya siswa laki laki yang terjebak dalam kisah asmara terlarang tersebut dengan si oknum pendidik.
Akibat muncul dan terungkapnya peristiwa yang mencoreng dunia pendidikan di kawasan Kabupaten Limapuluh Kota, pihak sekolah langsung mengambil tindakan dengan memecat si oknum tenaga pendidikan honorer tersebut. Selanjutnya kasus itu sempat hilang sementara si oknum pendidik raib bak hilang ditelan bumi.
Akan tetapi beberapa hari belakangan, publik dikagetkan dengan informasi penangkapan sang guru honerer yang terindikasi telah meniduri siswa laki lakinya di SMA Kawasan Kabupaten Limapuluh Kota. Sang oknum ditangkap di kawasan Jalan Soekarno Hatta Kota Payakumbuh oleh aparat Kepolisian. Diduga sang oknum ditangkap polisi karena mendapati laporan telah melakukan aksi sodomi dengan anak bawah umur dengan modus mengadakan les privat.
Dari beberapa kisah kejadian yang memalukan serta mencoreng nilai agamis, adat istiadat serta pendidikan di Nagari yang terkenal dengan Falsafah adanya tersebut, tentu publik bertanya tanya, jika Nagari sedang tidak baik baik saja terutama urusan moral serta norma yang berlaku.
Penulis akan katakan iya, bahwa Nagari ini sedang tidak baik baik saja. Bahwa sedang terjadi serangan sistimatis dan terstruktur dekadensi moral kepada para generasi di Ranah Minang ini oleh para penyuka dan penikmat seks menyimpang.
Penulis katakan sangat banyak ditemukan di sosial media grub grub yang terindikasi komunitas seks menyimpang yang berbasis di wilayah Sumbar ini. Dengan bebas mereka saling berkomunikasi mengatur kapan pertemuan dan lain hal semacamnya. Bahkan penulis sendiri beberapa waktu silam pernah melakukan wawancara ekslusif dengan seorang pentolan penyuka dan penikmat seks menyimpang tersebut di salah satu kafe kawasan Kota Payakumbuh.
Dalam pengakuan salah satu pentolan yang kini dikabarkan telah insaf itu, ia menuturkan bahwa tidak semua prilaku sek menyimpang tersebut berasal dari penyakit bawaan diri sejak lahir. Akan tetapi ungkapnya ada yang terjangkit berprilaku sebagai penyuka dan penikmat seks menyimpang akibat pernah menjadi korban seks menyimpang tuturnya.
Narasumber itu menuturkan kepada penulis tidak saja para korban itu mendapatkan perlakuan menyimpang dari predator saat masih berusia 10 Tahun ke bawah, akan tetapi saat menginjak bangku SMP, SMA, bahkan masa memasuki perkuliahan di Universitas pun bisa menjadi korban. Akibat telah berkali kali menjadi korban seks menyimpang maka dalam pemikiran korban telah tumbuh sebuah orentasi seks menyimpang yang dianggap sudah menjadi nilai kebiasaan saja dalam dirinya.
Selanjutnya orentasi tersebut berkembang menjadi sebuah pemikiran liar yang berfikiran ingin juga merasakan sensasi sebagai pelaku dan bukan sebagai korban belaka saja. Lalu si korban melalui pergaulan mencoba mencari akses serta informasi lokasi atau tempat komunitas komunitas para prilaku orentasi sek menyimpang tersebut. adapun tempat tempat favorit bagi penikmat seks menyimpang itu adalah tempat kost, kafe kafe tertentu serta penginapan, ungkap si narasumber.
Karena penasaran dengan informasi yang berikan oleh satu pentolan penikmat seks menyimpang itu, penulis mencoba mencari informasi ke beberapa penginapan yang ada di kawasan Kota Payakumbuh tempat favorit serta ladang ladang sorga mereka. Dari pengakuan salah seorang pegawai penginapan bertutur kepada penulis jika beberapa waktu belakangan ini kerap dirinya menerima tamu sepasang pria remaja dan muda ingin menginap di lokasinya, ungkapnya kepada penulis di sekitaran tahun 2020 silam.
Si pegawai penginapan bercerita, setiap malam liburan selalu ada tamu sepasang pria muda dengan orang berbeda beda menginap di lokasinya dengan alasan kemalaman datang dari Padang tempat dia bersekolah papar sitamu, ungkapnya. Dari fakta investigasi inilah penulis sadar sejak itu jika cerita gurita seks menyimpang melanda anak muda di Sumbar ini bukanlah hanya sekedar isapan jempol semata.
Akhir tulisan yang membosankan ini tentu bagi penulis tak ingin pula memasuki wilayah untuk menceramahi para petinggi, pemuka agama, serta pemuka adat yang di Sumbar ini. Sebab penulis yakin tentu mereka lebih tahu tentang apa yang akan mereka perbuat melindungi generasi muda mereka ke depannya. (*)
*Penulis adalah Pimred media online