Debat Pilkada Payakumbuh, Paslon 02 Berikan Pertanyaan Terkait Adanya Penolakan Ulama, Begini Jawaban Kandidat Lain

Sumbarheadline– Dalam salah satu sesi tanya jawab antar paslon di dalam debat kandidat Pilkada Payakumbuh yang berlangsung di Aula Gedung Mangkuto, Selasa (12/11) malam, pertanyaan menarik dilontarkan paslon Almaisyar-Joni Hendri.

Dalam sesi tanya jawab tersebut, pasangan calon nomor urut 02 melontarkan pertanyaan tentang Ketahanan Sosial dan Budaya, terkait adanya insiden penolakan kedatangan Ulama tertentu ke Sumatera Barat (Sumbar), terkhusus di Payakumbuh oleh satu lembaga dengan alasan sang Ulama yang dimaksud terindikasi melakukan kegiatan politik praktis.

Bacaan Lainnya

Terang saja pertanyaan “nakal” dari paslon nomor urut 02 tersebut membuat 4 kandidat lainnya menjadi panik. Seakan tidak menyangka dan tak siap, para paslon lain menjawab kelabakan dan terkesan asal melepaskan diri dari pertanyaan.

Seperti jawaban yang diberikan oleh paslon nomor urut 01, Supardi. Yang bersangkutan menganggap pertanyaan dari paslon 02 tidak relevan dan keluar dari kontek tema perdebatan, ungkapnya.

Sementara jawaban yang sama diberikan oleh paslon nomor 03 Zuzema dan paslon nomor urut 04 Erwin Yunaz-Pahlevi Masni, terhadap pertanyaan Almaisyar-Joni Hendri. Menurut paslon 03 dan 04, persoalan ulama, niniak mamak harus diletakan di tempat yang semestinya, tutur mereka. Dua kandidat tersebut menganggap Ulama ataupun Niniak Mamak tidak pantas tempatnya berada dan bermain di arena dukung mendukung paslon demgan alasan Ulama serta Niniak Mamak tempat bertanya bukan tempat untuk dukung mendukung.

Terang saja jawaban yang diberikan oleh paslon 03 dan 04 dianggap para pengamat saat menyaksikan debat secara langsung di lokasi membuat tertawa. Menurut mereka jawaban tersebut secara tidak langsung menyindir paslon nomor urut 05 Parmato Alam-Muhammad Ridho, yang telah menyatakan diri sebagai tokoh ketua lembaga adat di Payakumbuh, ungkap mereka.

Sementara jawaban masuk akal justru datang dari paslon 05. Kandidat tersebut menjawab terkait insiden adanya penolakan ulama oleh lembaga tertentu di Payakumbuh menurut mereka karena telah lemahnya pemahaman tentang adat istiadat dan budaya, ungkap mereka.

Sementara, paslon Almaisyar-Joni Hendri menanggapi jawaban dari 4 kandidat tersebut, menjelsakan jika salah kaprah jika pertanyaan itu dikuar konteks tema debat pilkada, ungkapnya. Menurut Almaisyar, kehadiran serta peran ulama sangat dibutuhkan dalam kontek kekinian terutama dalam menjalankan roda pemerintahan.

Apalagi menurut Almaisyar, adat di Ranah Minang ini tetkenal dengan filosofi Adat basandi syara, syara basandi kitabullah. Jadi amat bias jika filosofi Minangkabau jika tidak melibatkan ulama dalam setiap sendi kehidupan terutama soal kepemimpinan, tutupnya mengatakan.(AA)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *