Sumbarheadline-Nahas benar nasib yang dialami oleh seribuan lebih warga yang mendiami kawasan Jorong Buluh Kasok, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten limapuluh Kota.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi seribuan warga yang mendiami kawasan tersebut terancam terisolasi dengan dunia luar akibat nyaris lumpuhnya akses sarana transportasi satu satunya di kawasan tersebut yang terban kurang lebih sepanjang 40 meter dihantam banjir pada September 2021 silam, belum juga diperbaiki.
Kondisi diperparah dengan kembali diambilnya akses pengalihan jalan oleh si empu tanah setelah sempat dipinjamkan kepada warga sebagai sarana jalan alternatif untuk masuk ataupun keluar dari kawasan Buluh Kasok.
“Kami warga Buluh Kasok dalam kondisi darurat. Akses jalan menuju atau keluar kampung kami nyaris tertutup. Kami minta Pemkab Limapuluh Kota segera ambil tindakan penyelamatan,” papar seorang warga yang sebut saja namanya Rahmat kepada awak media, Sabtu (10/6/23).
Menurut Rahmat, saat ini kondisi seribuan warga yang menghuni Jorong Buluh Kasok terancam terisolasi akibat nyaris tertutupnya akses jalan di kawasan mereka akibat terban dihantam banjir. Ia menuturkan saat ini kondisi jalan yang terban tersebut lebarnya hanya tinggal dari 2 meter, dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja, ungkapnya. Sementara untuk membawa hasil pertanian ke luar butuh alat transportasi roda empat. Namun karena kendaraan roda empat tidak bisa melewati jalur sejak beberapa hari belakangan pasca ditutup kembali jalan alternatif oleh si pemilik.
Kalau kondisi ini tetap dibiarkan saja tanpa adanya tindakan kongkrit dari Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, maka ekonomi kami terancam lumpuh dan kami juga akan terisolasi dengan daerah luar, sambungnya memelas.
Terpisah Kepala Jorong setempat yang berhasil dihubungi awak media, Edison membenarkan kondisi darurat yang terjadi di Buluh Kasok. Menurutnya kondisi sangat memperhatinkan terjadi terhadap warga akibat jalan yang terban akibat banjir sejak September 2021 silam belum juga diperbaiki. Selama ini warga masih bergantung kepada kebaikan hati salah seorang pemilik tanah yang merelakan lahannya dijadikan sebagai jalan alternatif masuk atau keluar dari kawasan. Akan tetapi sejak beberapa hari belakangan akses itu telah ditutup, sehingga warga tak tau lagi harus berbuat apa.
Kondisi tersebut sebenarnya menurutnya sudah dibicarakan kepada pihak Pemkab, namun terdengar kabar untuk sementara pemerintah daerah belum bisa memperbaiki jalan akibat keterbatasan anggaran yang ada. Padahal tuturnya lagi, waktu Kepala daerah bersama beberapa dinas terkait waktu kunjungan meninjau terbannya jalan akibat dihantam banjir pada September 2021 silam, berjanji dalam waktu 3 bulan akan segera memperbaiki akses satu satunya sarana transportasi warga tersebut. Namun hingga hari ini tanda tanda akan diperbaiki belum juga tampak, bebernya kecut. (aa)