Polda Sumbar Buru Yang Memviralkan Kematian Afif Maulana Akibat Disiksa Polisi

Sumbarheadline-Polda Sumbar buru orang yang memviralkan informasi yang menyebutkan kematian Afif Maulana (13) akibat diduga disiksa dan dianiaya polisi.

Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyanto menyebutkan akan mencari akun sosial media yang memviralkan almarhum Afif Maulana  penyebab kematiannya seolah olah akibat dugaan disiksa polisi tanpa bukti cukup dan dianggap telah merugikan lembaga kepolisian, ujarnya.

Bacaan Lainnya

“Kita akan cari. Kita ambil dan periksa, akan dilakukan testimoni apakah kamu melihat. Apakah kamu ngomong kok begitu. Kamu sudah trial by the press sebelum fakta yang sebenarnya. Ada bukti atau tidak. Kamu hanya asumsi atau hanya ngarang ngarang. Kamu telah merugikan institusi Polri,” ungkap Suharyanto, Minggu (23/6).

Dirinya juga menjelaskan jika ditemukan novum atau bukti baru jika anggota yang bertindak tidak sesuai SOP pasti hukum akan ditegakan dan akan menindak anggota yang menyimpang, beber Kapolda.

Lebih jauh Irjen Pol Suharyanto menerangkan polisi sudah dituduh melakukan penyiksaan dan penganiayaan terhadap almarhum Afif Maulana tanpa ada bukti serta saksi sama sekali.

Dijelaskan dalam pengamanan 18 orang remaja yang diduga terlibat tawuran tidak ada nama Afif Maulana yang ikut diamankan. Sementara semua anggota yang turut dalam pengamanan sudah merapat ke Polsek, Polresta, dan Polda. Dari 30 personil ini ada pimpinannya serta ada SOP yang diterapkan dalam mengurai massa.

Dalam penanganan aksi dugaan tawuran tersebut sambung Suharyanto lagi, polisi memiliki videonya. Akan tetapi dari 18 orang remaja yang diamankan tersebut tidak ada nama Afif Maulana. Lanjut pada keesokan harinya yang bersangkutan ditemukan di bawah jembatan.

“Itu diluar sepengetahuan kami. Kami mencari tahu saksi serta bukti seperti apa Afif Maulana saat itu,” beber Kapolda.

Lalu kemudian muncul pernyataan teman Afif, Aditya. Aditya menyebutkan ia membonceng Afif. Ia menjelaskan saat proses penangkapan Afif sempat mengajak Aditya untuk melompat dari jembatan. Tapi Aditya menolak dan meminta mereka menyerah dulu.

Saat diduga motor mereka jatuh, ponsel Aditya ikut terpental. Selanjutnya ia berusaha mencari dan menemukan ponselnya hingga polisi mengamankan dirinya.

Sementara pada proses pengamanan tersebut, polisi tidak terlalu fokus siapa yang digonceng Aditya karena sibuk mengamankan barang bukti dan pelaku tawuran lainnya yang diperkirakan kurang lebih 40 orang berada di sekitaran lokasi.

Akan tetapi sebagian besar dari remaja itu berhasil kabur dan hanya 18 orang saja yang berhasil diamankan, papar Irjen Pol Suharyanto menjelaskan. (dil)

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *