Sumbarheadline-Malang benar nasib seorang pelajar yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) 14 Pakan Sinayan, Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh.
Diduga akibat mendapat perundungan dari beberapa teman sekolahnya, murid yang tercatat duduk di bangku kelas 2 tersebut mengalami pingsan tak sadarkan diri sejak Senin (22/4) kemaren.
Korban yang berinisial Z tersebut baru diketahui siuman dan sadar dari pingsannya pada hari ini Kamis 25 April 2024 setelah dirawat di RS Unand kota Padang.
Dari informasi yang berhasil dikumpulkan berdasarkan keterangan dari orang tua korban bernama Khair, peristiwa yang menyebabkan anaknya mengalami pingsan dan mengeluarkan cairan putih di mulutnya diduga akibat mendapat perundungan di sekolah.
Diceritakan berawal dari sang anak yang diduga menjadi korban perundungan oleh 8 kawan sebayanya. Oleh para teman sebayanya itu, sang anak dihimpit secara bersama sama hingga menyebabkan dirinya mengalami pingsan serta kejang kejang.
Masih dari pengakuan orang tua korban, Khair sang ayah yang mendapat laporan dari pihak sekolah jika anaknya mengalami pingsan dan sedang berada di puskesmas. Kaget mendapati laporan yang bersangkutan segera menuju lokasi.
Sesampai di puskesmas, Khair mendapatkan anaknya sudah dalam kondisi pingsan dan kejang. Tidak lama kemudian oleh pihak puskesmas anaknya diminta untuk dirujuk ke RSUD Adnan WD.
Khair menuturkan di rumah sakit milik Pemko Payakumbuh tersebut anaknya yang masih dalam kondisi pingsan serta tak sadarkan diri itu mendapatkan penanganan dan perawatan medis. Akan tetapi setelah melakukan usaha yang cukup maksimal, oleh pihak RSUD setempat sang anak diminta untuk dirujuk ke kota Padang.
Khair sebagai orang tua juga mengaku tidak mendapatkan informasi baik dari pihak rumah sakit ataupun pihak dinas pendidikan tentang sakit yang sedang dialami oleh anaknya. Bahkan Khair mengaku justru dirinya diminta oleh pihak nakes dan Dinas Pendidikan untuk menyebutkan penyebab pingsan anaknya akibat memiliki penyakit lain dan bukan gegara dugaan mendapatkan perundungan dari teman teman sekolahnya.
Menurutnya lagi, ada perintah agar dirinya diminta untuk menyebut anaknya memiliki penyakit lain penyebab pingsan dan kejang agar lebih mudah mendapatkan tanggungan BPJS serta donasi.
Hingga berita ini diturunkan pihak keluarga korban berharap dugaan kasus perundungan yang didapatkan anaknya di sekolah yang kini telah ditangani oleh pihak kepolisian tersebut bisa terungkap dengan jelas. Menurutnya ada dugaan kelalaian pihak sekolah dalam segi pengawasan sehingga anaknya menjadi korban perundungan yang membahayakan nyawa, tutup Khair menjelaskan.
Terpisah, keterangan lain terkait peristiwa dugaan pembullyan secara verbal itu juga diberikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Dasril. Kepada awak media ia menuturkan pihaknya membenarkan kejadian yang menimpa salah satu peserta didik berinisial Z tersebut.
Lebih jauh dirinya menjelaskan usai peristiwa kejadian pihak sekolah langsung melakukan tindakan pertolongan pertama dengan membawa korban ke puskesmas terdekat. Selanjutnya korban dibawa lagi ke RSUD Adnan WD untuk penanganan lebih. Berdasarkan rujukan dari RSUD pihak sekolah membawa korban ke Rumah Sakit Unand Padang, paparnya.
Dasril menjelaskan pihak sekolah serta pemerintah daerah setempat sangat bertanggung jawab dengan kondisi sang anak terkait pengobatan. Ia juga membantah jika orang tua korban di intervensi agar menyuruh menyebutkan penyakit lain penyebab korban mengalami pingsan dan kejang.
” Tidak benar kami mengintervensi orang tua korban dengan meminta menyebut penyakit lain demi mendapatkan BPJS. Akan tetapi berdasarkan pemeriksaan medis dalam kepala korban ada semacam penyakit lain,” papar Dasril, Kamis (25/4) siang.
Namun dirinya juga mengakui jika peristiwa yang menyebabkan salah satu anak didiknya tersebut mengalami kejadian tidak sadarkan diri itu sudah dalam penanganan pihak kepolisian. Dia meminta agar semua pihak untuk bisa menahan diri. Jika memang dalam pemeriksaan polisi ditemukan unsur kelalaian dari pihak sekolah dalam pengawasan, maka dirinya akan langsung memberikan sanksi, tuturnya.
Dasril menjelaskan pihaknya tidak pernah menutup mata terkait kejadian. Yang jelas akunya sebelum peristiwa terjadi ia mengaku telah gencar melakukan sosialisasi ke sekolah sekolah terkait antisipasi perundungan terhadap para murid, jelasnya menutup pembicaraan. (AA)