Sumbarheadline– Dor.., dorr, terdengar dua kali bunyi letusan tembakan di markaz polisi Solok Selatan (Solsel) pada Jumat (22/11) dini hari sekira pukul 00.45 WIB. Om
Suasana di ruangan pemeriksaan Reskrim Polres Solsel yang semula cukup tenang, akan tetapi ketika terdengar bunyi letusan langsung buncah. Belasan polisi baik berpakaian dinas ataupun preman berhamburan menuju sumber letusan yang berada di kawasan parkir. Sementara dari arah lain terlihat satu mobil dinas salah satu perwira dengan tergesa gesa keluar meninggalkan lokasi.
Saat beberapa aparat polisi sampai di lokasi parkiran, terlihat sesosok pria sedang terkapar dengan kondisi wajah berlumuran luka. Sesosok pria yang terkapar dengan wajah berlumuran darah tersebut kemudian diketahui merupakan sorang perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) yang bertugas sebagai Kasatreskrim Polres Solok Selatan bernama Ulil Ryanto Anshari.
Di ketahui yang bersangkutan diduga telah menjadi korban penembakan oleh senjata api jenis Pistol HS. Korban mengalami luka tembak di bagian wajah sebanyak dua lobang, yakni di pipi kanan serta pelipis kanan. Sempat dilakukan upaya pertolongan, namun nyawa korban tak bisa diselamatkan hingga dinyatakan gugur meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP).
Sementara itu dari hasil investigasi dan penyelidikan cepat polisi, diduga dan diketahui pelakunya tak lain merupakan rekan sesama polisi sendiri yakni AKP DI (57) yang berdinas sebagai Kabag Ops Polres Solok Selatan.
Dari hasil informasi dan keterangan di lingkungan polisi, peristiwa memalukan tersebut terjadi bermotifkan dugaan sakit hati pelaku terhadap korban yang menangkap seseorang yang terlibat dan bermain di dunia tambang galian C ilegal di kawasan Solok Selatan.
Di sebutkan korban yang sebagai Kasatreskrim awalnya bersama anggota telah melakukan penangkapan terhadap seseorang terduga pelaku pertambangan ilegal. Saat dalam perjalanan menuju Mapolres usai mencokok terduga pelaku tambang ilegal, korban mendapat telpon dari Kabag Ops Polres Solsel AKP DI.
Infonya saat percakapan di telepon tersebut Kabag Ops meminta agar Kasatreskrim harus konfirmasi kepadannya terkait penangkapan tersebut. Dari informasi yang beredar diduga keras oknum perwira Polisi (AKP DI) tersebut merupakan beking dari sebuah kawasan tambang galian c ilegal.
Sementara setelah sampai di halaman parkir Mapolres Solsel, tim Reskrim langsung menggiring terduga pelaku tambang ilegal ke ruang pemeriksaan, sementara itu sang komandan, Kasatreskrim AKP Ulil bertemu hanya berduaan saja dengan AKP DI di kawasan parkir markas polisi tersebut.
Semula tidak ada yang menyangka pertemuan antar dua perwira di halaman parkir itu harus berujung dengan peristiwa tragis, sehingga anggota reskrim membiarkan komandannya bertemu dengan Kabag Ops.
Akan tetapi dua bunyi letusan senjata api yang mereka dengar menyalak di areal parkir membuat mereka kaget dan tersadar dan seketika langsung berhamburan keluar menuju sumber suara. Saat itulah mereka menyaksikan komandan mereka terkapar di areal dengan kondisi luka tembak di bagian wajah, sementara di sisi lain mereka melihat sebuah mobil yang dinaiki oleh perwira DI dengan terburu buru pergi meninggalkan markas kepolisian.
Terpisah, peristiwa tragis yang mencoreng wajah Kepolisian Republik Indonesia tersebut dibenarkan oleh Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Komjen Pol Suharyono. Menurutnya ia tak menyangka peristiwa yang berujung dengan meninggalnya salah seorang anggotanya tersebut.
“Kejadian begitu cepat terjadi. Kami tak pernah menduga akan terjadi hal yang memalukan ini. Namun hukum harus ditegakan,” ungkapnya dengan suara getir, Jumat 22 November 2024.
Saat ini Oknum perwira polisi inisial DI terduga pelaku penembakan sudah diamankan di Mapolda Sumbar dan masih dalam proses pemeriksaan propam, ungkapnya. Terkait motif, untuk sementara pelaku diduga kontra terhadap penumpasan tambang ilegal, sambungnya lagi
Ada nada gelisah serta resah saat Jendral Polisi Suharyono menanggapi peristiwa memalukan terkait polisi tembak polisi yang terjadi di Mapolres Solok Selatan tersebut.
Dirinya membeberkan, jauh sebelum peristiwa berkali kali ia mengingatkan jajaran Polda Sumbar untuk jangan coba coba bermain dengan hukum, apalagi soal beking membeking, ujarnya.
Namun sesuatu hal memalukan dan tidak disangka sama sekali telah terjadi di Polres Solok Selatan. Untuk itu Suharyono telah perintahkan agar kasus tersebut diproses dengan cepat dan transparan, termasuk dengan lokasi pertambangan ilegal di wilayah hukum Polda Sumbar agar diberantas dan ditumpas, ujarnya tegas.
Sementara terkait peristiwa gugurnya AKP Ulil, Kapolda Sumbar itu mengaku baru saja bertemu dengan korban beberapa hari yang lalu. Dirinya menjelaskan jika telah memberi apresiasi terhadap korban yang komit memberantas pertambangan ilegal di kawasan Solok Selatan, tutupnya. (AA)