Boikot Ponpes, Puluhan Warga Datangi MTI Canduang Agam

Puluhan warga datangi ponpes MTI Canduang lakukan aksi protes
Puluhan warga datangi ponpes MTI Canduang lakukan aksi protes

Sumbarheadline-Puluhan perwakilan masyarakat Nagari Canduang Koto Laweh, Kabupaten Agam, datangi pondok pesantren (ponpes) MTI, Senin (5/8) pukul 16.30 WIB.

Kedatangan warga masyarakat tersebut dalam rangka melakukan aksi dami memprotes belum juga ada kata sepakat pemyelesaian persoalan dengan pihak yayasan Sulaiman Arusulli, terkait kejadian asusila yang terjadi beberapa waktu kemaren yang bikin geger Sumatera Barat (Sumbar).

Bacaan Lainnya

Salah satu perwakilan warga, Budi Anda, mengatakan hari ini perwakilan masyarakat Canduang, melakukan aksi damai ke ponpes sebagai bentuk protes terhadap pihak yayasan yang menaungi MTI yang belum juga mendatangi masyarakat sekitar untuk menyelesaikan kasus amoral yang menimpa lingkungan pondok, bebernya.

Untuk itu pihaknya mengultimatum, memboikot serta menyatakan mosi tidak percaya terhadap yayasan maupun ponpes MTI, sambung Budi lagi.

Sementara itu dari pantauan awak media, aksi protes yang dilakukan oleh warga sekitaran pondok tersebut terlihat membawa spanduk yang bertuliskan, Pemuda dan masyarakat Nagari Canduang Koto Laweh Memboikot dan Menyatakan Mosi Tidak Percaya terhadap Yayasan Syech Sulaiaman Arrusuli sampai dengan terjadinya penyelesaian masalah yang terjadi di MTI Canduang”.

Seperti diketahui sebelumnya beberapa hari yang lalu, Sumatera Barat digemparkan dengan terungkapnya kasus asusila menyimpang dari dua orang ustadz pengurus ponpes MTI Canduang.

Tercatat 44 santri putra diduga menjadi korban predator dua oknum pengurus sejak tahun 2020 silam. Kasus terungkap pada Juli 2024 kemaren ketika salah satu santri bercerita kepada pihak keluarga jika dirinya menjadi korban asusila menyimpang dari oknum ustadz dalam lingkungan asrama ponpes.

Dari pengadian salah seorang santri tersebut membuat pihak keluarga marah dan langsung melaporkan ke Polresta Bukittingi.

Setelah masuk ramah wilayah hukum serta dari hasil penyelidikan, kasus berkembang dengan korban menjadi 44 orang dengan dua orang pelaku di lingkungan pondok yang kini telah menjadi tersangka dan tahanan polisi.

Paling memiriskan dari peristiwa yang memalukan serta mencoreng wajah pondok pesantren di Sumbar tersebut kedua pelaku merupakan oknum ustadz pengasuh pondok yang dikenal sebagai tokoh ahli agama.

Dalam perjalanannya, salah satu dari pelaku dikenal sebagai ahli Tasawuf yang dikenal tawadu’ oleh masyarakat. Oknum tersebut dikenal sering memberikan ceramah serta pengajian.

Akan tetapi karena nila setitik rusak susu sebelanga, akibat ulah perbuatan dua oknum pengurus, ponpes yang sebelumnya sangat terkenal dan memiliki reputasi mempuni dalam sekejap menjadi rusak citranya dimata masyarakat banyak. (ezi)

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *