Sumbarheadline-Mendekati pemilihan legeslatif (Pileg) pada Pemilu Tahun 2024 mendatang, gaung serta gema mengusung putra terbaik daerah untuk DPR RI di Kawasan Luak Limopuluh semakin kencang. Gema tersebut bak oase di padang pasir, menjadi sebuah harapan tersendiri bagi warga, mengingat belum ada satupun putra daerah berhasil duduk dari pilihan langsung masyarakatnya sejak Pemilu bergulir pasca reformasi.
Ajakan memilih putra daerah untuk DPR RI yang gencar dilakukan sejak setahun belakangan ini, mulai mendapat reaksi serta respon positif dari masyarakat . Bak seperti bola salju yang menggelinding, gaungnya semakin terdengar di seluruh kawasan Luak Limapuluh.
Beberapa nama calon kandidat dari berlatar belakang kader partai yang berbeda pun mulai dimunculkan dan diapungkan masyarakat setempat. Bagi mereka nama nama yang mereka munculkan dianggap memiliki peluang serta kans besar untuk bisa bersaing dengan kandidat dari daerah lain memperebutkan kursi dari total 6 kursi yang tersedia di Daerah pemilihan Sumbar II.
Akan tetapi sejak beberapa bulan belakangan ini dari sejumlah nama kandidat yang telah dimunculkan tersebut terasa paling dominan disebut sebut serta keduanya kerap muncul menghiasi media mainstrem maupun medsos ada dua nama. Publik Luak Limapuluh menilai dua kandidat itu dianggap sebagai calon kandidat yang paling besar memiliki peluang dan diprediksi merebut minimal 1 kursi untuk DPR RI.
Adapun kedua nama yang dominan diungkap publik masing masing adalah Perismon serta Irfendi Arbi. Diketahui Perismon calon kandidat dari Partai PPP serta Irfendi Arbi calon kandidat dari Partai Nasdem. Keduanya sejak beberap bulan belakangan ini kerap disebut sebagai kandidat yang paling besar memiliki peluang untuk duduk di Senayan sebagai anggota Legeslatif.
Seperti yang dikatakan oleh salah seorang pengamat sosial politik Arnovi Sutan Mudo. Menurutnya dari beberapa nama asal putra daerah Luak Limapuluah yang sempat mengapung untuk diusung untuk ke Senayan sebagai calon anggota DPR RI, ada dua nama yang kerap disebut mayoritas masyarakat setempat sejak beberapa waktu belakangan ini, yakni Perismon dan Irfendi Arbi, ungkapnya.
” Yang kerap mengapung sebagai pilihan utama masyarakat Luak Limopuluah untuk DPR RI dalam beberapa waktu belakangan ini, Perismon dan Irfendi Arbi,” beber Arnovi, Kamis (6/7/23) malam.
Dua nama kandidat tersebut lebih dominan untuk jadi pilihan bagi mayoritas warga setempat, tambahnya mengatakan.
Namun tutur Arnovi lagi mengapungnya dua nama kandidat putra daerah tersebut dominan menjadi pilihan warga, harus dibarengi dengan aktifnya si calon itu sendiri menyapa para pemilih terutama kalangan komunitas milenial atau pemilih pemula.
“Jangan mentang mentang jadi pilihan warga sehingga eforia serta jumawa. Malas mendatangi secara langsung calon pemilih. Kalo ini terjadi bahaya, bisa bisa disalib oleh kandidat lain terutama luar Luak Limapuluh,” katanya mengingatkan.
Kuncinya kandidat bersama tim pemenangan terus bergerilya mencari kantong suara mendatangi para calon pemilih sambil bersosialisasi memberikan keyakinan kenapa perlunya Luak Limapuluh punya wakil di senayan. Jika pola tersebut berjalan secara masif dan terstruktur, maka mimpi mengantarkan putra daerah ke senayan dapat terwujud, jelas Arnovi.
Menurutnya total gabungan suara (Payakumbuh dan Limapuluh Kota) pada Pileg 2024 nanti, berkisaran mencapai diangka kurang lebih 300 ribuan. Jumlah suara tersebut sangat aman untuk mendudukan kedua kandidat. Akan tetapi tentu tidak semudah bicara diatas kertas. Perlu kerja keras dan keseriusan serta komitmen si kandidat dan tim pemenangannya menggarap para calon pemilih.
“Ini bukan kerja mudah. Tapi bisa kalau kandidat dan tim bekerja dengan serius meyakinkan para pemilih,” ulas pengamat sosial politik tersebut.
Sebab pada dasarnya, menjadikan putra daerah sendiri duduk di senayan adalah mimpi lama warga Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Sejak Pileg Tahun 1999 usai reformasi hingga Pileg 2019 kemaren, belum ada satupun anak putra daerah yang dipilih langsung DPR RI belum mampu berbuat banyak. Selalu kandas dan kalah dengan calon kandidat dari daerah lain, bebernya.
Kegagalan yang dialami berkali kali mendudukan putra daerah selama Pileg pasca reformasi bergulir, tentu meninggalkan luka serta kecewa yang mendalam bagi warga Luak Limapuluh. Mereka paham dan menyadari kerugian jika daerah tak memiliki wakil di pusat, terutama di DPR RI. Akan tetapi menurut Arnovi lagi, kegagalan mendudukan putra daerah itu terkait beberapa faktor, ungkapnya.
Faktor pertama adalah kandidat salah menempatkan posisi ketika bersama masyarakat. Si calon tidak berani dan tidak percaya diri menjual isu primodial. Kandidat bersama tim pemenangan tidak mampu menjelaskan kepada calon pemilih jika pentingnya memiliki putra daerah ada di senayan, terutama di sisi pembangunan dan kemajuan daerah itu sendiri.
Faktor lainnya, tidak terjalinya ikatan emosional antara pemilih maupun yang dipilih. Kebanyakan calon kandidat mendatangi konstituen hanya bersifat roadshow semata. Datang beramah tamah sambil berikan bingkisan lalu pergi, hingga ikatan yang diharapkan tidak sesuai dengan ekspansi. Padahal calon pemilih butuh keyakinan jika calon yang datang tersebut benar benar ingin memperjuangkan daerah mereka untuk di pusat.
Akibatnya pemilih merasa kandidat tersebut maju dan berharap duduk demi kepentingan diri dan kelompoknya, serta sama sekali tidak mencerminkan kepentingan memperjuangkan daerah. Berangkat dari situlah pemilih berfikiran bagaimana suara yang dia berikan kepada kandidat bernilai cuan serta cendrung mencari nilai tertinggi. Fenomena itulah yang kerap dimanfaatkan oleh calon lain dari luar daerah. Realitanya kandidat lain berhasil menjadikan kawasan Luak Limapuluh sebagai lumbung suara untuk sukses berada di Senayan, bebernya.
Arnovi berharap, semua penyebab dari kegagalan itu tidak terjadi lagi pada Pileg 2024 mendatang jika ingin putra daerah terpilih. Sebagai bagian dari masyarakat Luak Limapuluh, ia turut senang sejak setahun belakangan gema ajakan kembali memilih putra daerah untuk DPR RI terus menggaung dan menggema di seluruh kawasan.
Ungkapnya, fenomena itu bak Oase di padang pasir. Semangat warga kembali bangkit. Dirinya berharap dua kandidat yang dominan disebut sebut bakal menjadi pilihan utama, harus bisa mengambil momentum. Diharapkan calon kandidat mampu menjawab tantangan serta harapan masyarakat, jika Luak Limapuluh tak ingin gagal untuk yang kesekian kalinya, pungkasnya memaparkan. (aa)