Gerah Dengan Insiden Murid ‘Mampacaruikan’ Guru, DPRD Limapuluh Kota Segera Panggil Pihak Terkait

insiden guru dan murid di 50 kota (gambar dari sudut media.id)

Sumbarheadline-Terkait beredarnya dua buah video yang viral di berbagai media sosial tentang peristiwa insiden antara guru dengan seorang anak didiknya yang berujung dengan klarifikasi serta permintaan maaf dari sang guru membuat DPRD Kabupaten Limapuluh Kota gerah.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPRD setempat Deni Asra. Menurutnya insiden antara guru serta murid tersebut di sebuah Sekalah Dasar, kawasan Sariak Laweh,  sangat memalukan dan mencoreng marwah dunia pendidikan di Kabupaten Limapuluh Kota, ujarnya.

Bacaan Lainnya

Akunya lembaganya akan segera memanggil Dinas Pendidikan setempat, Kepala Sekolah terkait, serta guru yang bersangkutan untuk menjelaskan insiden yang dinilai sangat memalukan yang berujung pada permintaan maaf sepihak.

“Bagaimana mungkin ada guru yang diperlakukan tidak pantas oleh muridnya seperti video yang beredar dan viral di sosial media akan tetapi justru yang bersangkutan sendiri meminta maaf,” tanya Deni, Selasa (18/7/23) malam.

Harusnya kedua belah pihak yang bertikai harus saling memaafkan. Jika yang dimunculkan hanya permintaan maaf dari guru, terkesan permasalahan yang terjadi  berasal hanya dari kesalahan tenaga pendidik. Padahal publik melihat di dalam video yang beredar di sosial media, ada sikap serta tindakan murid yang kurang elok terhadap gurunya. Harusnya si murid atau pihak yang mewakili juga sama ikut untuk meminta maaf ke publik.

Terkait video klarifikasi dan permintaan maaf itu, Deni menilai si guru yang juga didampingi oleh atasannya terindikasi dalam kondisi tertekan. Sementara si murid atau pihak yang mewakili sepertinya tidak ikut untuk sama sama meminta maaf. Baiknya terlepas siapa yang salah siapa yang benar kedua belah sama sama saling memaafkan, tuturnya lagi.

“Kan presepsinya tidak baik. Padahal profesi guru itu harus dilindungi. Jangan sampai publik menilai marwah serta harkat guru di  Limapuluh Kota ini hancur akibat rekaman blunder tersebut,” jelasnya.

DPRD harus minta penjelasan detail dari Dinas Pendidikan apa penyebab sebenarnya hingga berujung pada insiden yg kurang elok.

Untuk itu sesegera mungkin lembaganya akan memanggil pihak yang terlibat dan terkait dalam pertikaian yang mencoreng dunia pendidikan Kabupten Limapuluh Kota, sambungnya lagi.

Terpisah, kritikan keras juga muncul dari salah satu tokoh muda Luak Limapuluh, Wahyudi Thamrin. Ia menilai adanya video permintaan maaf dari seorang guru terkait insiden murid ‘mampacaruikan’ (Berkata tidak pantas) kepada gurunya, terkesan blunder dan ada dugaan pihak pihak yang memiliki kuasa untuk menekan si guru wanita tersebut, bebernya.

Ia mengaku mendapat informasi selain adanya dugaan tekanan permintaan maaf dari si guru, juga adanya dugaan permintaan agar yang bersangkutan dipindahkan dari sekolah dia mengajar tersebut, paparnya.

Jika dugaan informasi yang dia dapatkan itu benar, maka marwah serta harga diri profesi guru telah runtuh di Kabupaten Limapuluh Kota, bebernya lagi.

“Soal dugaan informasi ini perlu di klarifikasi oleh Bupati. Bupati bisa menjelaskan ke publik melalui dinas terkait terkait dua video yang terlanjur viral dan bikin gaduh, bebernya.

Jika pada nantinya si guru tidak bersalah, Bupati harus berani melindungi anak buahnya, ungkap Yudi, Selasa (18/7/23).

Namun di sisi lain, Bupati juga berikan perlindungan kepada si anak dengan diberikan pendampingan untuk dibina karena bagaimana juga dia masih berstatus pelajar Sekolah Dasar yang masih memiliki masa depan panjang.

Selain itu Bupati harus mengevaluasi lagi tindakan anak buahnya di Dinas pendidikan yang membiarkan adanya upaya dugaan penekanan terhadap sang guru terkait pembuatan video klarifikasi dan minta maaf atas kesalahan yang tidak dia lakukan, paparnya.

Akibat beredar dan viralnya video klarifikasi permintaan maaf dari sang guru tersebut, membuat publik marah serta gaduh. Kalaupun ingin diselesaikan insiden guru dan murid itu secara kekeluargaan, harusnya tidak perlu muncul video rekaman itu ke publik. Dengan munculnya video tersebut seolah olah penyebab insiden pendidik dengan anak didiknya akibat kesalahan dari si pendidik sendiri.

Padahal tutur Yudi lagi, Dampak sosial dari beredarnya video itu terutama di kalangan para guru akan meruntuhkan mental para tenaga pendidik.

Si pendidik akan merasa trauma bermasalah dengan murid sendiri. Takut jika bermasalah akan disalahkan dan dipaksa untuk minta maaf sehingga guru cendrung membiarkan kenakalan muridnya yang terkadang diluar kontrol. Jika para guru sudah tidak peduli dengan karakter anak didiknya dan hanya sekedar menjalankan tugas sebagai tenaga pengajar ilmu pengetahuan saja, maka ini pertanda bahaya bagi dunia pendidikan.

Akan muncul dan lahir orang orang pintar tetapi berjiwa kosong. Akan banyak muncul orang hebat secara ilmu pengetahuan tapi bodoh secara karakteristek yang minim adab serta etika. Untuk itu dirinya berharap di Limapuluh Kota, Bupati sebagai Kepala Daerah dan Pemerintahan bisa melindungi profesi serta kinerja para guru dalam mencetak genarasi Imtaq, paparnya menjelaskan.

Seperti diketahui sebelumnya, beredar di berbagai sosial media video klarifikasi serta permintaan maaf dari seorang guru yang bertugas dan mengajar di  salah satu sekolah dasar kawasan Sariak Laweh, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota.

Video permintaan maaf itu beredar setelah sehari sebelumnya juga sempat beredar dan viral di sosial media tentang seorang murid berkata tidak sopan dan melakukan tindakan tidak pantas kepada seorang guru wanita. Akibat beredarnya video itu, banyak nitizen yang memberikan komentar pedas sehingga mengundang dinas pendidikan terkait berinisiatif menyelesaikan persolan.

Namun boro boro persoalan selesai, namun makin meruyak di tengah publik setelah munculnya video permintaan maaf dari guru yang menjadi korban tindakan tak pantas dari muridnya. Warganet menilai video permintaan maaf tersebut hanya sepihak saja dan dianggap blunder. Walaupun menurut pengakuan si guru dalam videonya ia membuat video tanpa adanya paksaan. Akan tetapi para nitizen tidak sepenuhnya percaya. Publik menilai jika proses pembuatan video klarifikasi itu dirinya diduga kuat dalam kondisi tertekan.

Nitizen merasa perlakuan terhadap tenaga pendidik itu tidak adil sehingga dukungan serta simpati mengalir kepada guru yang diketahui bernama Fermini Wulansari tersebut. Di sisi lain para nitizen pun ramai ramai  bereaksi mengecam Dinas Pendidikan setempat yang dianggap tidak mampu menjaga marwah profesi pendidik.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *