Sumbarheadline-Peribahasa mengatakan, ”Semakin tinggi pohon tumbuh, semakin kencang angin menerpa.”
Artinya semakin tumbuh dan berkembang seseorang, organisasi, lembaga, maka tantangan yang dihadapinya juga akan semakin besar. Seperti juga iman, semakin kuat iman seseorang, maka akan semakin besarlah ujian yang akan dihadapinya.
Di awal dakwah Rasulullah SAW, beliau banyak sekali mendapat rintangan dan tantangan, bahkan itu berasal dari keluarga dan kaumnya sendiri. Malah ada yang mengatakan Rasulullah itu gila dan kehilangan akal. Lebih dari itu, Rasulullah malah terusir dari tanah kelahiran yang dicintainya untuk hijrah ke kota Madinah. Akan tetapi dakwah Islam tumbuh terus, berkembang terus, hingga akhirnya bisa menyebar ke seluruh jazirah Arab, bahkan hingga hari ini sampai ke pelosok dunia.
Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh, sejak berdirinya di tahun 2010 hingga kini, juga tidak luput dari tantangan, rintangan dan cobaan dalam setiap perkembangannya. Karna begitulah kodratnya selagi dakwah itu dibumikan maka masalah dan ujian akan selalu mengikuti. Inyiak Rasul (Ayahnya Buya Hamka), belum lama setelah mendirikan Perguruan Thawalib Padang Panjang dihadapkan dengan beberapa orang guru dan santri yang terkontaminasi aliran kiri, yang sebagiannya dulu adalah murid Inyiak Rasul sendiri. Syaikhah Rahmah Elyunisiyah ketika membangun Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang dicemooh kaumnya sendiri, di saat perempuan pada masa itu tabu bersekolah dan mendapat pendidikan yang layak.
Dan ICBS pun juga tidak luput dari cemoohan, sindiran dan tantangan semacam itu. Pesantren dikesankan seperti penjara yang di dalamnya terus terjadi berbagai persoalan dan kasus, seolah-olah pesantren adalah tempat paling menakutkan di dunia. Kalau opini ini terus dibangun lalu kemana lagi masyarakat mempercayakan pendidikan dan pengasuhan anaknya agar menjadi anak-anak yang sholeh.
Namun walaupun begitu, kita masih yakin di dunia yang serba digital ini, masyarakat sudah mampu melakukan filter sendiri untuk informasi yang ingin di konsumsi.Karna satu kejadian negatif belum tentu mewakili ribuan kebaikan yang dilakukan selama bertahun-tahun. Salah satunya terakhir yang menyebut dugaan terjadinya tindak kekerasan di ICBS terhadap salah seorang santri inisial CAD.
Setelah kami telusuri dan kami konfirmasi, permasalahannya ternyata tidak lah seperti yang digambarkan. Bahkan orang tua anak yang diduga anaknya mendapat tindakan kekerasan tersebut akhirnya meminta maaf dan siap untuk mengklarifikasi kembali kepada media yang mengeluarkan berita tersebut. Selanjutnya pihak sekolah juga siap menfasilitasi ananda untuk pindah asrama ke komplek lain sesuai permintaan orang tua.
Berdasarkan keterangan dari ibu CAD, yang disebut sebagai korban dalam berita tersebut, ketika dikonfirmasi di kantor walinagari bersama pihak ICBS dengan menghadirkan semua pihak seperti santri asrama, pembina dan keluarga dari pihak mamak,bahwa yang menghubungi pihak media kemungkinan adalah ayah dari CAD yang sedang berada di Jakarta. Bahkan berita yang mengatakan bahwa anak tersebut mengalami kekerasan sampai berdarah karena tindak kekerasan temannya diakui oleh ibu CAD bahwa itu tidak benar, tetapi ananda terjatuh di luar komplek sekolah. Dan kemungkinan kesalahpahaman ini terjadi karena sang ayah berada di tempat yang jauh dan tidak utuh mendapatkan berita yang benar tentang kejadian tersebut.
Perlu kami tegaskan juga bahwa CAD adalah salah satu santri binaan khusus ICBS yang direkomendasikan oleh walinagari Tarantang, sehingga yang bersangkutan tidak ada dipungut biaya masuk dan biaya bulanan sepeserpun alias gratis. Sehingga bagi kami anak ini adalah aset luar biasa yang akan menjadi bibit ulama di nagari Tarantang.
Selanjutnya kami berharap dan berterima kasih kepada semua media yang sudah ikut andil membantu membesarkan dan mensyiarkan kegiatan ICBS beserta prestasi-prestasinya. Karna bagi kami awak media adalah mitra yang harus sejalan dalam membangun dunia pendidikan yang kondunsif di Lima Puluh Kota.
Kami berbesar hati dan mengucapkan terimakasih kepada siapapun yang memberikan kritik dan masukan guna kemajuan pendidikan di ICBS dan pendidikan Islam umumnya. Meski kami telah berusaha keras meningkatkan mutu, kualitas, kurikulum dan sarana prasarana pendidikan ke taraf yang lebih baik, tetap saja kami bukanlah barisan malaikat yang luput dari salah dan khilaf. Kami sekumpulan manusia biasa yang memiliki cita – cita tinggi guna kemajuan umat, khususnya di bidang pendidikan. Kami ingin pesantren menjadi lembaga pilihan umat untuk mendidik putra putri mereka. Kami bercita – cita pesantren memiliki sarana prasarana penunjang pendidikan yang memadai dan berkualitas baik. Kami ingin menghadirkan kurikulum pendidikan agama yang bisa menyiapkan generasi terbaik umat ini.
Kiprah ICBS di Tengah Umat
Lalu apa kiprah ICBS di tengah – tengah umat?
Pertanyaan ini dan semisalnya sering kali diajukan kepada kami, bagi siapa yang belum memahami dan mendapatkan informasi berimbang mengenai ICBS.
ICBS didirikan atas kekhawatiran semakin berkurangnya tokoh – tokoh asal Sumatera Barat di kancah nasional dan dunia. Cemas dengan lembaga pesantren yang kian ditinggalkan umat. Juga keinginan untuk bersama – sama pemerintah, menghadirkan lembaga pendidikan rujukan umat dengan program – program yang berkualitas dan diminati masyarakat.
Maka lahirlah Insan Cendekia Boarding School yang disingkat dengan ICBS sebagai ikhtiar untuk menghadirkan kurikulum pendidikan Islam terbaik yang memadukan kecerdasan intelektual, spritual, emosional, sosial dan kecerdasan – kecerdasan lainnya guna terwujudnya generasi yang cerdas, Islami, mandiri dan berprestasi.
Sejak berdiri hingga kini, ribuan santri telah menuntut ilmu di ICBS baik jenjang SMP maupun SMA. Mereka berasal dari berbagai daerah di Sumatera Barat dan dari berbagai propinsi yang ada di Indonesia. Tak kurang dari 120-an kota dan kabupaten se-Indonesia dari sekitar 300-san sekolah asal setiap tahunnya yang mendaftar ke ICBS.
Para alumni ICBS telah tersebar ke berbagai universitas terbaik di Indonesia, bahkan ada juga di universitas terbaik dunia; seperti Universitas Al Mesir, Universitas Al Qasimiyah Uni Emirat Arab, universitas di Sudan, Yaman, Turki, Malaysia dan lainnya.
Mereka tetap memberikan kontribusi terbaik untuk pendidikan dengan tekun belajar dan menuntut ilmu. Bahkan di Universitas Al Azhar, sudah hampir 100 orang alumni ICBS yang saat ini sedang menuntut ilmu di sana. Ini menjadikan ICBS sebagai pondok pesantren dengan alumni terbanyak di Sumatera Barat, yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar Mesir. ICBS juga terus mengharumkan nama Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota, bahkan juga Sumatera Barat dengan santrinya yang terus mengukir prestasi di berbagai bidang. Santri ICBS pernah mengharumkan Sumatera Barat dalam ajang MTQ Nasional ke – 28 tahun 2019 dimana kontingen MFQ Sumbar yang diwakili oleh santri ICBS keluar sebagai Juara 1 MFQ Putra.
ICBS terus mengirimkan santri – santri terbaiknya untuk ikut berpartisipasi dalam ajang MTQ mulai dari tingkat Kabupaten/Kota hingga Nasional. Bahkan kehadiran santri ICBS bukan hanya di ajang MTQ di Sumatera Barat, sebagiannya mengharumkan daerah asal santri ICBS di luar Sumbar seperti MTQ di Riau, Jambi, Batam dan lainnya. ICBS juga turut aktif mengirimkan santrinya untuk mengikuti Pekan Olah Raga dan Seni antar Pondok Pesantren (Pospenas) yang diadakan sekali dua tahun, hingga tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama. ICBS telah berhasil membawa tropi bidang film dokumenter terbaik, pidato bahasa Indonesia, Pidato bahasa Inggris, juara seni lukis islami, dan bidang – bidang lainnya.
Selain itu, ICBS juga berhasil menorehkan prestasi di ajang Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) hingga tingkat Nasional, Perkemahan Pramuka Santri Nasional (PPSN), Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan ajang – ajang bergengsi tingkat nasional lainnya yang diadakan Kementerian Agama Republik Indonesia.
ICBS juga turut serta dan menjuarai lomba – lomba yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dinas Pendidikan dan instansi – instansi lainnya, baik milik pemerintah ataupun swasta. Mulai dari lomba tahfidz, Cerdas Qur’an, Kompetisi Sains Nasional (KSN), pidato, silat, voli, basket dan lainnya.
Prestasi – prestasi hebat ini turut mengangkat nama kota Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota dan provinsi Sumatera Barat di kancah Nasional.
Kehadiran ICBS sebagai lembaga pendidikan Islam terdepan dengan kualitas terbaik juga dilirik oleh tokoh – tokoh nasional dan internasional, hingga mereka datang berkunjung ke ICBS. Ustadz Prof. Abdul Shomad, Ph.D (UAS) sudah dua kali datang dan bersilaturahim ke ICBS. Dai nasional Ustadz Dr. Adi Hidayat, Lc. MA, berkunjung ke ICBS di Agustus tahun 2017. Wakil Menteri Agama RI, Bapak Dr. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si di permulaan tahun 2021 datang dan bersilaturahim ke ICBS. Motivator bisnis nasional dan penulis buku – buku best seller Ippho Santosa juga pernah singgah di ICBS.
Dan di permulaan tahun 2022, ICBS mendapat kehormatan dikunjugi oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Yang Mulia Syaikh ’Isham ’Abid Ats Tsaqafi. Kunjungan ini dirancang dan disusun oleh Gubernur Sumatera Barat Buya Mahyeldi Ansharullah karena melihat perkembangan ICBS yang terus tumbuh pesat di Sumatera Barat.
Dan terakhir, ICBS menjadi satu – satunya pesantren di Sumatera Barat yang dipilih oleh Trans TV sebagai salah satu tempat shooting program Islam itu Indah, dimana ICBS mendapat kehormatan dikunjungi oleh Ustadz dan Dai Nasional semisal Ust Muhammad Nur Maulana (Ust Maulana), Ust H. Syamsuddin Nur (Ust Syams) dan Habib Muhammad Syahab. Program ini sekaligus juga memperkenalkan pendidikan, budaya, kuliner dan tempat – tempat wisata favorit di Payakumbuh dan Harau ke seluruh Indonesia, karena program ini ditayangkan oleh salah satu stasiun TV besar nasional Trans TV.
ICBS juga setiap tahun mengadakan Rihlah Edukatif ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Turki dan Eropa. Santri – santri yang mengikuti program ini di samping tujuannya memperkenalkan program ICBS ke seluruh dunia, di saat yang sama, mereka juga menjadi duta Indonesia yang memperkenalkan budaya Indonesia di negara yang sedang mereka kunjungi. Di sisi ekonomi, masyarakat diuntungkan dengan kunjungan orangtua dan keluarga santri ICBS ke Payakumbuh dan Harau. Sebagian mereka memerlukan hotel dan penginapan untuk singgah sementara waktu. Mereka akan berkunjung ke pusat – pusat kuliner, supermarket, toko pakaian dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan anak – anak mereka belajar di ICBS. Transaksi yang tercipta dari kunjungan orangtua santri ICBS ini bisa mencapai ratusan juta rupiah setiap bulannya.
Saat ini ada ratusan guru dan karyawan yang bekerja di ICBS, baik di Payakumbuh maupun di Harau. Sebagian besarnya tentulah warga kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Dengan demikian, ICBS bersama pemerintah, turut serta guna mensejahterakan masyarakat kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota.
Musibah dan bencana bisa datang menimpa siapa saja dan di mana saja. ICBS juga turut hadir membantu meringankan penderitaan saudara – saudara kita yang ditimpa musibah seperti banjir, longsor, gempa bumi, kebakaran rumah dan lainnya. Setiap terjadi musibah, ICBS bersama santri dan seluruh elemen yayasan bergerak mengumpulkan donasi untuk disalurkan kepada korban musibah, baik yang terjadi menimpa tetangga dan masyarakat sekitar di ICBS baik di Harau terutama Nagari Tarantang maupun di Payakumbuh. Sudah milyaran rupiah disalurkan ICBS untuk kegiatan tersebut.
Tidak selesai di situ, ICBS turut memberikan bantuan beasiswa kepada anak yatim di sekitar ICBS baik di kota Payakumbuh maupun di Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 70 orang yang diberikan setiap bulannya. Bersama orangtua/wali santri, ICBS melaksanakan program orangtua asuh yang memberikan bantuan beasiswa gratis biaya pendidikan dan pemotongan uang masuk dan uang bulanan bagi masyarakat yang kurang mampu terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi ICBS baik di Kabupaten Lima Puluh Kota ataupun di Kota Payakumbuh.
ICBS juga turut membantu operasional beberapa masjid yang berada dekat lingkungan pesantren, sebagai wujud nyata kontribusi ICBS buat masyarakat sekitar. ICBS juga terlibat membantu kegiatan sosial keagamaan masyarakat baik di Payakumbuh maupun Kabupaten Lima Puluh Kota, seperti kegiatan khatam Al Quran, MTQ, pembangunan masjid/mushalla, kegiatan MUI dan kegiatan lainnya yang memberikan nilai manfaat bagi umat.
Dan insyaallah, di tahun 2023 ini ICBS akan meluncurkan program sekolah gratis untuk yatim dan dhuafa, khusus bagi anak nagari Kabupaten Lima Puluh Kota, yang sedang kami rancang berdiri di Nagari Sari Lamak, Kecamatan Harau. Ini adalah program pengkaderan ulama yang bekerjasama dengan MUI dan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota untuk melahirkan ulama masa depan umat.
Terakhir, kami berucap terimakasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada masyarakat yang telah mendukung keberadaan ICBS, tokoh – tokoh masyarakat dan ulama, Walinagari, awak media, pihak keamanan dan pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh, juga pemerintah Sumatera Barat. Bersama masyarakat dan pemerintah, inyaallah ICBS akan terus tumbuh dan berkembang, tidak hanya di Sumatera Barat, bahkan ICBS juga sudah berdiri di Provinsi Riau dengan nama International Program (IP) ICBS Riau.
Kami berharap kontribusi ini terus berlanjut dan berkesinambungan. Kami ingin program – program ICBS untuk umat ini didukung, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Jika ada terlihat kekurangan yang kami miliki, mari bersama – sama kita perbaiki. Ibarat kata pepatah, ”Tidak ada gading yang tak retak.” Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. (Humas ICBS)