Sumbarhedaline-Memasuki hari pendaftaran Bakal Calon Legeslatif (Bacaleg) di KPU yang secara resmi serentak dibuka terhitung mulai dari tanggal 2 Mei hingga 14 Mei 2023, konflik di tubuh DPD Partai Nasdem Kota Payakumbuh belum juga mereda.
Memasuki hari hari pencalonan para bacaleg, kisruh yang terjadi di dalam internal DPD Nasdem Kota Payakumbuh bukannya mereda tapi makin memanas. Perseteruan antara Kubu Ismed Harius dengan Kubu Erwin Yunaz makin meruncing terkait klaim mengklaim duolisme kepemimpinan.
Beberapa hari yang lalu beredar luas di publik jika kubu dari Erwin Yunaz diklaim telah mengantongi mandat dari DPP untuk menahkodai DPD Nasdem Kota Payakumbuh, seperti yang dikatan oleh sumber orang dekat Erwin sendiri pada Selasa (2/5) kemaren. Menurut sumber, DPP Nasdem telah mengeluarkan rekomendasi serta mandat kepada Erwin Yunaz sebagai Ketua DPD Nasdem Kota Payakumbuh dengan sekretarisnya Nel Edwin, ungkap sumber.
Masih menurut sumber orang dekat Erwin Yunaz tersebut, pihaknya kini sedang aktif berkoordinasi dengan DPW Sumatera Barat membicarakan terkait hal hal pelantikan secara resmi. Untuk itu dirinya berharap agar para pengurus serta kader lainnya agar bisa legowo dan bersama sama membesarkan partai dalam menyambut Pemilu 2024 yang sudah di depan mata, tambahnya.
Namun reaksi berbeda datang dari kubu Ismed Harius cs. Di kubu yang dimotori oleh para pengurus lama ini membantah dan menolak serta tidak mengakui jika Erwin Yunaz sebagai Ketua DPD Nasdem Kota Payakumbuh.
“Hingga detik ini kami masih mengakui sesuai dengan SK yang terdaftar di KPU jika Ketua DPD Nasdem Kota Payakumbuh masih dipegang oleh Ismed Harius,” ujar Ahmad Rido, Sekretaris DPD Nasdem Kota Payakumbuh versi kubu Ismed, Kamis (4/5) siang.
Menurutnya, dari segi legalitas formal partai sampai saat ini yang ada dalam sipol KPU, SK yang ada atas nama Ismet Harius. Dirinya menilai statemen Erwin Yunaz terkait telah mengklaim dirinya mendapatkan mandat dari DPP hanyalah isapan jempol semata dan terindikasi telah merusak keharmonisan DPD Nasdem Kota Payakumbuh, bebernya.
Hal itu diaminkan dan dibenarkan oleh pengurus lainnya, Refidon Putra. Salah satu kader dari Kubu Ismed Harius ini menjelaskan jika manuver yang dilakukan oleh Erwin Yunaz cs mengobok obok DPD Nasdem Kota Payakumbuh jelang Pileg dan Pilpres tersebut telah merusak marwah partai.
Menurutnya lagi sebagaimana diketahui rekam jejak Erwin Yunaz dalam kancah politik tidaklah bagus dan kurang beretika dan cendrung hanya untuk ambisi pribadinya dengan mengenyampingkan norma serta azaz kepatutan. Sebagaimana diketahui, jauh sebelumnya jelang Pilkada Kota Payakumbuh pada 2017 silam Erwin Yunaz pernah menolak SK Pencalonan dari partai Nasdem untuk mendampingi Riza Falepi.
” Saat itu dia menolak SK pencalonan dari Nasdem untuk maju Pilkada. Mungkin saat itu dia berfikir partai Nasdem masih partai gurem dan tidak membawa manfaat banyak untuknya,” ungkap Refidon Putra.
Dijelaskan, saat Erwin Yunaz menolak mendapatkan SK dari Nasdem untuk maju pada Pilkada 2017 dan lebih memilih bergabung dengan Partai PBB, setelah mendapatkan jabatan Wakil Walikota, yang bersangkutan dengan tanpa merasa bersalah seenaknya saja meninggalkan Partai PBB.
Tidak itu saja, ketika Erwin Yunaz berhasil menjadi salah satu pejabat teras Kota Payakumbuh, dia pernah berupaya membegal partai PPP dengan memanfaatkan kedekatan dirinya dengan Wakil Gubernur Sumbar. Akan tetapi di Partai Kabah tersebut ia tidak mendapatkan jabatan yang bonafit, lalu seenaknya saja meninggalkan partai PPP, lanjutnya.
Saat sekarang partai Nasdem yang sedang naik daun dia kembali berupaya membegal kepengurusan lama demi ambisi politiknya untuk maju pada Pilkada Kota Payakumbuh pada 2024 mendatang. Terkait manuvernya tersebut yang ditenggarai demi melancarkan ambisi politik pribadinya tentu kami para pengurus tidak akan tinggal diam dan melakukan perlawanan sampai kapanpun, tutup Refidon Putra. (aa)